Melakukan thawaf bagaikan diajak untuk mengikuti perputaran waktu dan peredaran peristiwa namun tetap berdekatan dengan Allah Swt. Dengan menempatkan Allah Swt pada tempat yang semestinya, dan menjadikan diri sebagai hamba-Nya yang penuh taat dan tunduk kepada Yang Maha Agung.
Ka’bah merupakan simbol tempat berkumpul. Orang berkumpul di Ka’bah dalam rangka melakukan thawaf, bukan hanya berkumpul secara fisik. Akan tetapi, di sini roh dan jiwa juga bersatu menghadap dan menuju kepada Allah Swt. Dengan ber-thawaf, setiap orang hendaknya berkonsentrasi untuk berkomunikasi dengan Allah bukan dengan urusan duniawi.
Makna Ibadah Thawaf
Thawaf adalah salah satu rangkaian ibadah haji yang hanya bisa dilakukan di Baitullah, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 putaran yang diawali dan diakhiri tepat pada garis Hajar Aswad. Berikut adalah makna yang terkandung di dalam rangkaian ibadah thawaf.- Gerakan berjalan berputar mengelelilingi Ka’bah pada thawaf memberi pesan maknawi sebagai gerakan berputar pada poros bumi yang paling awal dan paling dasar.
- 7 kali putaran mengelilingi Ka’bah, memiliki arti maknawi sebagai jumlah hari yang dijalani oleh umat manusia dalam setiap minggu.
- Lingkaran perputaran di pelataran Ka’bah merupakan arena pertemuan dengan Allah yang dikemukakan dengan do’a dan dzikir, yang selalu dikumandangkan selama mengelilingi Ka’bah.
- Thawaf memberikan pengertian kepada kita tentang hakikat keberadaan Allah dan manusia sebagai makhluk-Nya, hubungan antara manusia dengan Pencipta dan kebergantungan manusia akan Tuhannya.
- Inti perputaran thawaf dan pernyataan dalam thawaf merupakan acuan dalam kehidupan kita setiap hari yang diwakilkan dalam bentuk dzikir, do’a, tashbih, dsb yang harus dilakukan manusia setiap hari dan minggu, berulang terus, bagaikan putaran thawaf yang berjumlah tujuh.
Thawaf bukan hanya dilakukan oleh manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah Swt, tetapi thawaf dilakukan juga oleh makhluk Allah lainnya, di antaranya adalah malaikat. Malaikat ber-thawaf mengelilingi arsy tanpa mengenal lelah.
0 komentar