Thawaf ialah mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali
putaran, yang dimulai dan diakhiri pada arah yang sejajar dengan hajar aswad.
Menurut berbagai riwayat, thawaf yang dilaukan Adam pada hakikatnya adalah
meniru malaikat mengelilingi Baitul Makmur sebagai wujud permohonan karena
telah membantah Allah dengan mengatakan, “Mengapa Engkau akan menjadikan di
muka bumi ini orang-orang yang akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah”,
sebagaimana yang tercantum dlam Q.S Al-Bararah ayat 20.[ii] Dalam hal ini,
thawafnya orang yang berhaji dapat diserupakan dengan thawafnya para
malaikat.[iii] Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ibn
Umar dengan sanad shahih, “Barangsiapa yang berusaha menyerupai suatu kaum, maka ia (dianggap) seperti mereka
juga.”.
Thawaf tidak harus selalu dilakukan oleh orang yang memsuki
masjidil haram, akan tetapi jika memungkinkan thawaf dapat dilaksanakan sebagai
pengganti shalat sunat tahiyyatul masjid. Setiap orang yang melakukan thawaf
harus dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar. Jamaah haji yang batal
wudhunya hendaknya menghentikan thawafnyua kemudian berwudhu, lalu melanjutkan
kembali thawafnya dari arah yang sejajar dengan hajar aswad tanpa harus
mengulangi dari awal.
Jika datang waktu shalat wajib yang dilakukan berjamaah,
jamaah haji yang thawaf harus menghentikan thawafnya untuk mengikuti shalat
wajib berjamaah terlebih dahulu, dan putaran thawaf yang masih tersisa
diteruskan setelah selesai shalat drai tempat dimana ia mulai niat memasuki
shaf shalat.
Macam-macam Thawaf
Ada empat macam thawaf sebagai berikut:
- Thawaf qudum
- Thawaf rukun (ifadah dan umrah)
- Thawaf sunat
- Thawaf wada’
Thawaf Qudum
Thawaf qudum adalah thawaf yang dilakukan oleh orng yang
baru tiba di Mekah sebagai penghormatan terhadap Ka’bah. Seseorang yang baru
tiba di Mekah hukumnya sunat melakukan thawaf qudum. Namun bagi yang melakukan
haji tamattu’, thawaf qudumnya sudah termasuk dalam thawaf umrahnya.
Thawaf Ifadah
Thawaf ifadah adalah thawaf rukun haji, dikenal juga dengan
thawaf sadr (inti) atau thawaf ziarah. Hukumnya adalah sebagai salah satu rukun
haji dan apabila tidak dikerjakan, maka tidak sah hajinya. Thawaf ifadah
dikerjakan setelah lewat tengah malam hari nahar (tanggal 10 dzulhijjah) sampai
kapan saja, tetapi dianjurkan pada hari-hari tasyrik atau masih dalam bulan
dzulhijjah. Bagi orang yang memiliki halangan tertentu, dapat melaksanakan
thawaf pada waktu yang tidak ditentukan.
Thawaf Umrah
Thawaf umrah ialah thawaf yang dikerjakan setiap melakukan umrah
wajib atau umrah sunat.
Thawaf Sunat
Thawaf sunat ialah thawaf yang dilakukan setiap saat ketika
seseorang berada dalam Masjidil Haram tidak diikuti dengan sa’I dan yang
bersangkutan mengenakan pakaian biasa.
Thawaf Wada
Thawaf wada’ ialah thawaf pamitan yang dilakukan oleh oleh
setiap orang yang telah selesai melakukan ibadah haji atau umrah dan akan
meninggalkan kota Mekah. Thawaf wada’ hukumnya wajib bagi setiap orang yang
akan meninggalkan kota Mekah. Menurut pendapat Imam Malik hukumnya mustahab
(dianjurkan
0 komentar